Cara Menciptakan Bahtera Rumah Tangga Sakinah, Mawaddah wa Rahmah





Cara Menciptakan Bahtera Rumah Tangga Sakinah, Mawaddah wa Rahmah



Kalau tujuanku karena cantik, cantik itu hilang termakan oleh waktu.

Kalau tujuanku karena harta, harta itu akan habis termakan oleh waktu.

Fapi kalau tujuannya itba' fii Rasulillah dan menjalankan syariat Allah, InsyaAllah Allah pun akan turun tangan ketika kita mengalami segala berbagai macam persoalan yang ada (itu yang pertama).

Kemudian yang kedua, Ketika nanti menjadi nahkoda ketika mengarungi bahtera kehidupan yang kita gambarkan seperti orang yang berjalan mengarungi samudra lautan tersebut, selain kembali kepada niat awal kita pun harus tahu tujuan nikah, tujuan nikah itu diibaratkan kalau tujuan mengarungi lautan adalah untuk mencapai tujuan yang dimaksud mungkin pelabuhan disebrang sana yang akan dicari.

Tetapi tujuan nikah dalam islam setidaknya kita berusaha untuk menciptakan adanya kehidupan yang rohmah dan kehidupan yang mawaddah. Kita berusaha untuk menciptakan adanya kehidupan yang penuh dengan cinta kasih yaitu mawaddah, yang digambarkan disini ketika cinta kasih tersebut tertanam dan terpenuhi maka satupun diantara berdua pasangan tersebut hatinya jangan sampai ada tempat yang kosong untuk diisi oleh orang lain, itulah mawaddah.

Nah kalau seperti itu insyaAllah sudah terpenuhi maka kita berusaha untuk menciptakan adanya rahmah dan kasih sayang.

Kita dalam kehidupan bermasyarakat ini, apalagi kita berumah tangga ataupun kita berkeluarga tak bisa kita hidup sendiri, segala sesuatunya itu pasti membutuhkan adanya campur tangan ataupun pertolongan orang lain. Dan itu perlu kita sandarkan bersama-sama, agar kita bisa menciptakan adanya sifat rahmah didalam keluarga.

Dengan adanya mawaddah kita berusaha untuk menutup hati kita jangan sampai ada tempat yang kosong untuk diisi orang lain dan kita belajar untuk menciptakan adanya rahmah, kasih sayang ditengah-tengah keluarga, insyaAllah nanti akan disebut dengan sakinah itu akan tercipta dengan baik, baik sakinah secara lahiriyah maupun sakinah secara batiniyah. Oleh karena itulah jama'ah yang dimulikan Allah khususnya (Kang Wahid), tujuan itu perlu kita gapai dengan sebaik-baiknya sebagaimana kita berusaha untuk menggapai tukian kita dipelabuhan sana ketika pernikahan itu diibaratkan sebagai orang yang mengarungi bahtera kehidupan.

Kemudian yang kedua, setelah kita kembali kepada niat dan tujuan, kita harus menjaga kekompakan, menjaga kekompakan diantara pasangan, menjaga kekompakan bukan berarti pasangan tersebut ketika mengerjakan sesuatu seterusnya bersama, bukan berarti ketika nyapu harus nyapu bareng, bukan berarti ketika nyuci, harus nyuci bareng, bukan berarti ketika ngepel lantai, ngepel bareng, tetapi bagaimana kita bisa menjaga kekompakan tersebut itu dengab kita bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing, kita bekerja sesuai peran sebagai suami, dan kita pun bekerja sesuai dengan peran dan fungsi sebagai istri, sehingga dengan demikian kekurangan-kekurangan yang ada dimasing-masing itu secara tidak langsung bisa tertutupi dengab baik, itulah makna menjaga kekompakkan, sehingga dengan demikian akan mendapatkan oleh Allah (Hunna Libasullakum wa Antum Libasullahunn), insyaAllah itu akan terwujud dengan baik, bahwa seorang laki-laki itu pakaian untuk istri, istri pun demikian pakaian bagi suami. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tapi juga penutup orang yang memakainya agar terhindar dari hal-hal yang tidak baik bagi dirinya yang memakai pakaian tersebut.

Para jama'ah yang dimulikan Allah SWT. Make arti menjaga kekompakkan bukan sekedar terjaga tapi bagaimana kita bisa menjalankan tugas Dan fungsi kits sesuai dengab peranannya masing-masing.



Kemudian yang ketiga setelah kits menjaga kekompakkan maka yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa kits bagaimana bisa menciptakan pribadi yang saling memotivasi. Suami berusaha untuk memotivasi istri, istri pun sama sebagaimana kits gambarkan tadi penumpang yang ada dikkapal ketika mengarungi samudra lautan yang luas, maka yang namanya saling memotivasi itu bukan berarti kita memotivasi melalui nasehat ataupun perbuatan, bukan berarti kita memberikan motivasi "ayo kamu bisa! ayo kamu pasti bisa!" begitu saja, tapi bagaimana kita memotivasi pasangan itu melalui apresiasi yang kita berikan kepada pasangan. Suami harus bisa mengapresiasi apapun yang dikerjakan oleh istri, dan istri pun juga bisa mengapresiasi apapun yang dikerjakan oleh suami.

Comments